TUJUAN,
SYARAT DAN TAHAPAN UNTUK ALAT ANALISIS
Disusun Untuk Memenuhi Nilai Ujian Tengah Semestar Manajemen Pemasaran II
Oleh:
Nama : TRI WIDIA MAHARANI
NPM :
13011053
Progam Study :
Ekonomi Manajemen
Kelas :
B (Kamis, jam 12.30-16.10)
Nama Dosen : Indriati
Agustina Gultom,ST.,MM
.
FAKULTAS EKONOMI MANAGEMEN
UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG ( UBL)
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini dalam rangka memenuhi tugas Ujian
Tengah Semestar mata kuliah Manajemen Pemasaran
II, yang berjudul “ TUJUAN,SYARAT DAN TAHAPAN ALAT ANALISIS ”. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada orang tua, teman-teman yang telah memberikan
dukungan moril, terutama kepada dosen pengasuh yaitu Indriati Agustina Gultom,ST.,MM. selaku dosen pengasuh
mata kuliah Manajemen Pemasaran II.
Makalah ini berisikan mencakup tentang hal-hal yang mengenai
alat analisis. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi dan ilmu
pengetahuan kepada pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Bandar Lampung,
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Swot
2.2 BCG
Portofolio Matrix
2.3 Analisis
Segmentasi
2.4 Catesius
2.5 Conjoint
2.6 GE
Matrix
2.7 Ifas
dan Efas
2.8 PLC
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Analisis pasar adalah suatu penganalisasisan atau
penyelenggaran untuk mempelajari berbagai masalah pasar. Analisis pasar akan
menyangkut lokasi pasar, luasnya pasar, sifatnya pasar dan karakteristik pasar.
Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana
strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan.
Pasar hendaknya ditentukan sehingga konsumen dan pesaing
dapat dianalisis secara tepat. Menurut Kotler (2000), syarat adanya pasar
adalah harus terdapat orang-orang dengan kebutuhan dan keinginan tertentu dan
satu atau lebih produk yang dapat memuaskan kebutuhan ini. Selain itu, para
pembeli juga mau dan mampu membeli produk yang memuaskan kebutuhan keinginan
mereka.
Pasar produk merupakan produk khusus yang dapat memuaskan sejumlah kebutuhan dan keinginan manusia yang mau dan mampu membelinya (Cravens, 2000). Istilah produk menunjukkan produk fisik atau jasa pelayanan. Defenisi ini memadukan manusia atau organisasi dengan kebutuhan dan keinginan yang hampir sama terhadap suatu kategori produk yang dapat memuaskan keinginan tersebut.
1.2 Rumusan masalah
1.
Apakah
tujuan ,syarat dan tahapan penggunaan SWOT ?
2.
Apakah
tujuan ,syarat dan tahapan penggunaan BCG portofolio matrix?
3.
Apakah
tujuan ,syarat dan tahapan penggunaan analisis segmentasi?
4.
Apakah
tujuan ,syarat dan tahapan penggunaan Catesius?
5.
Apakah
tujuan ,syarat dan tahapan penggunaan Conjoint?
6.
Apakah
tujuan ,syarat dan tahapan penggunaan GE Matrix?
7.
Apakah
tujuan ,syarat dan tahapan penggunaan Ifas dan Evas?
8.
Apakah
tujuan ,syarat dan tahapan penggunaan PLC?
1.3 Tujuan
1.
Mengetahui
apakah tujuan ,syarat dan tahapan penggunaan
SWOT
2.
Mengetahui
apakah tujuan ,syarat dan tahapan penggunaan BCG Phortofolio Matrix
3.
Mengetahui
apakah tujuan ,syarat dan tahapan penggunaan analisis segmentasi
4.
Mengetahui
apakah tujuan ,syarat dan tahapan penggunaan Catesius
5.
Mengetahui
apakah tujuan ,syarat dan tahapan penggunaan Conjoint
6.
Mengetahui
apakah tujuan ,syarat dan tahapan penggunaan
GE Matrix
7.
Mengetahui
apakah tujuan ,syarat dan tahapan penggunaan IFAS dan EFAS
8.
Mengetahui
apakah tujuan ,syarat dan tahapan penggunaan PLC
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SWOT
a.
Pengertian
Analisa SWOT adalah
suatu metoda penyusunan strategi perusahaan atau organisasi yang bersifat satu
unit bisnis tunggal. Ruang lingkup bisnis tunggal tersebut dapat berupa
domestik maupun multinasional. SWOT itu sendiri merupakan singkatan dari
Strength (S), Weakness (W), Opportunities (O), dan Threats (T) yang artinya
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman atau kendala, dimana yang secara
sistematis dapat membantu dalam mengidentifikasi faktor-faktor luar (O dan T)
dan faktor didalam perusahaan (S dan W). Kata-kata tersebut dipakai dalam usaha
penyusunan suatu rencana matang untuk mencapai tujuan baik untuk jangka pendek
maupun jangka panjang. Menurut salah satu pakar SWOT Indonesia, yaitu Fredy
Rangkuti.
“Analisa SWOT
adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi
perusahaan. Analisa ini didasarkan pada hubungan atau interaksi antara
unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan, terhadap unsur-unsur
eksternal yaitu peluang dan ancaman”.
Petunjuk umum yang
sering diberikan untuk perumusan adalah :
- Memanfaatkan kesempatan dan kekuatan (O dan S). Analisis ini diharapkan membuahkan rencana jangka panjang.
- Atasi atau kurangi ancaman dan kelemahan (T dan W). Analisa ini lebih condong menghasilkan rencana jangka pendek, yaitu rencana perbaikan (short-term improvement plan).
Analisa
SWOT memungkinkan organisasi memformulasikan dan mengimplementasikan
strategi utama sebagai tahap lanjut pelaksanaan dan tujuan organiasasi,
dalam analisa SWOT informasi dikumpulkan dan dianalisa. Hasil analisa dapat
menyebabkan dilakukan perubahan pada misi, tujuan, kebijaksanaan, atau strategi
yang sedang berjalan.
Dalam penyusunan
suatu rencana yang baik, perlu diketahui daya dan dana yang dimiliki pada saat
akan memulai usaha, mengetahui segala unsur kekuatan yang dimiliki, maupun
segala kelemahan yang ada. Data yang terkumpul mengenai faktor-faktor internal
tersebut merupakan potensi di dalam melaksanakan usaha yang direncanakan.
Dilain pihak perlu diperhatikan faktor-faktor eksternal yang akan dihadapi
yaitu peluang-peluang atau kesempatan yang ada atau yang diperhatikan akan
timbul dan ancaman atau hambatan yang diperkirakan akan muncul dan mempengaruhi
usaha yang dilakaukan.
Dapat
disimpulkan bahwa analisis SWOT
adalah perkembangan hubungan atau interaksi antar unsur-unsur internal, yaitu
kekuatan dan kelemahan terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan
ancaman. Didalam penelitian analisis SWOT kita ingin memproleh hasil
berupa kesimpulan-kesimpulan berdasarkan ke-4 faktor dimuka yang sebelumnya
telah dianalisa
>> Strategi Kekuatan-Kesempatan (S dan O atau Maxi-maxi)
Strategi yang
dihasilkan pada kombinasi ini adalah memanfaatkan kekuatan atas peluang yang
telah diidentifikasi. Misalnya bila kekuatan perusahaan adalah pada keunggulan teknologinya,
maka keunggulan ini dapat dimanfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang
membutuhkan tingkat teknologi dan kualitas yang lebih maju, yang keberadaanya
dan kebutuhannya telah diidentifikasi pada analisis kesempatan.
>> Strategi Kelemahan-Kesempatan (W dan O atau Mini-maxi)
Kesempatan yang
dapat diidentifikasi tidak mungkin dimanfaatkan karena kelemahan perusahaan.
Misalnya jaringan distribusi ke pasar tersebut tidak dipunyai oleh perusahaan.
Salah satu strategi yang dapat ditempuh adalah bekerjasama dengan perusahaan
yang mempunyai kemampuan menggarap pasar tersebut. Pilihan strategi lain adalah
mengatasi kelemahan agar dapat memanfaatkan kesempatan.
>> Strategi Kekuatan-Ancaman (S atau T atau Maxi-min)
Dalam analisa
ancaman ditemukan kebutuhan untuk mengatasinya. Strategi ini mencoba mencari
kekuatan yang dimiliki perusahaan yang dapat mengurangi atau menangkal ancaman
tersebut. Misalnya ancaman perang harga.
>> Strategi Kelemahan-Ancaman (W dan T atau Mini-mini)
Dalam situasi
menghadapi ancaman dan sekaligus kelemahan intern, strategi yang umumnya
dilakukan adalah “keluar” dari situasi yang terjepit tersebut. Keputusan yang
diambil adalah “mencairkan” sumber daya yang terikat pada situasi yang
mengancam tersebut, dan mengalihkannya pada usaha lain yang lebih cerah. Siasat
lainnya adalah mengadakan kerjasama dengan satu perusahaan yang lebih kuat,
dengan harapan ancaman di suatu saat akan hilang. Dengan mengetahui situasi
yang akan dihadapi, anak perusahaan dapat mengambil langkah-langkah yang perlu
dan bertindak dengan mengambil kebijakan-kebijakan yang terarah dan mantap,
dengan kata lain perusahaan dapat menerapkan strategi yang tepat
a.
Tujuan
analisis SWOT
Menurut Rangkuti (2011:197) tujuan analisa SWOT adalah
membandingkan antara factor eksternal peluang dan ancaman dengan factor
internal keuatan dan kelemahan sehingga dari analisa tersebut dapat diambil
suatu keputusan strategis suatu organisasi.
b. Manfaat Analisis SWOT
Metode analisis
SWOT merupakan alat yang tepat untuk menemukan masalah dari 4 (empat) sisi yang
berbeda, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu
mengambil keuntungan dari sebuah peluang (opportunities) yang ada, kemudian
bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan,
selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats)
yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses)
yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah
ancaman baru.
Dengan saling
berhubungannya 4 faktor tersebut, maka membuat analisis ini memberikan
kemudahan untuk mewujudkan visi dan misi suatu perusahaan.
c.
Tahapan
analisis SWOT
Sebagai salah satu alat untuk formulasi
strategi, analisis SWOT tidak dapat dipisahkan dari proses perencanaan
strategik secara keseluruhan. Secara umum penyusunan rencana strategik melalui
tiga tahapan, yaitu:
·
Tahap pengumpulan data;
·
Tahap analisis; dan
·
Tahap pengambilan keputusan
·
Tahapan Pengumpulan Data
Pada tahap pengumpulan data, data yang
diperoleh dapat dibedakan menjadi dua yaitu data eksternal dan data internal.
Data eksternal diperoleh dari lingkungan di luar organisasi, yaitu berupa
peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats) terhadap eksistensi
organisasi. Sedangkan data internal diperoleh dari dalam organisasi itu
sendiri, yang terangkum dalam profil kekuatan (Strengths) dan kelemahan
(Weaknesses) organisasi. Model yang dipakai pada tahap ini terdiri atas
Matriks Faktor Strategis Eksternal dan Matriks Faktor Strategis Internal.
Secara teknis, penyusunan Matriks Faktor Strategis Eksternal (EFAS=External
Factors Analysis Summary) pada studi ini mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut:
- Buat sebuah tabel yang terdiri atas lima kolom.
- Susun sebuah daftar yang memuat peluang dan ancaman dalam kolom 1.
- Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (sangat tidak penting). Semua bobot tersebut jumlah/skor totalnya harus 1,00 (100%). Nilai-nilai tersebut secara implisit menunjukkan angka persentase tingkat kepentingan faktor tersebut relatif terhadap faktor-faktor yang lain. Angka yang lebih besar berarti relatif lebih penting dibanding dengan faktor yang lain. Sebagai contoh faktor X diberi bobot 0,10 (10%),sedangkan faktor Y diberi bobot 0,05 (5%). Berarti dalam analisis lingkungan eksternal organisasi, faktor X dianggap lebih penting dibandingkan faktor Y dalam kaitannya dengan kehidupan organisasi atau terhadap permasalahan yang sedang dikaji.
- Beri rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (sangat tinggi) sampai dengan 1 (sangat rendah) berdasar pada pengaruh faktor tersebut terhadappengembangan kawasan industri di kabupaten tersebut. Pemberian rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang besar di berirating + 4, sedangkan jika peluangnya kecil diberi rating + 1). Pemberian rating ancaman adalah kebalikannya, yaitu jika ancamannya sangat besar diberi rating 1 dan jika ancamannya kecil ratingnya 4.
- Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan pada kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 sampai dengan 1,0.
- Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar, catatan, atau justifikasi atas skor yang diberikan.
- Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan.
Setelah faktor-faktor strategis eksternal
diidentifikasi (Matriks EFAS disusun), selanjutnya disusun Matriks Faktor
Strategis Internal(IFAS=Internal Factors Analysis Summary).
Langkah-langkahnya analog dengan penyusunan Matriks EFAS, yaitu:
- Buat sebuah tabel yang terdiri atas lima kolom.
- Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan kabupaten yang bersangkutan dalam rangka pengembangan kawasan industri dalam kolom 1.
- Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0(100%) yang menunjukkan sangat penting sampai dengan 0,0 (0%) yang menunjukkan hal yang sangat tidak penting. Namun pada prakteknya nilai-nilai akan terletak diantara dua nilai ekstrim teoritis tersebut. Hal ini karena dalam analisis faktor-faktor internal (dan juga analisis lingkungan eksternal), perencana strategi akan memperhitungkan banyak faktor, sehingga masing-masing faktor tersebut diberi bobot yang besarnya diantara kutub 0 dan 1 (dimana hal itu menunjukkan tingkat kepentingan relatif masing-masing faktor).
- Beri rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (sangat tinggi) sampai dengan 1 (sangat rendah) berdasar pada pengaruh faktor tersebut terhadap pengembangan industri. Pemberian rating untuk faktor yang tergolong kategori kekuatan bersifat positif (kekuatan yang besar di beri rating +4, sedangkan jika kekuatannya kecil diberi rating+1). Pemberianrating kelemahan adalah kebalikannya, yaitu jika kelemahannya sangat besar diberi rating 1 dan jika kelemahannya kecil ratingnya 4.
- Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan pada kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 sampai dengan 1,0.
- Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar, catatan, atau justifikasi atas skor yang diberikan.
- Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh totalskor pembobotan.
·
Tahapan Analisis
Setelah mengumpulkan semua informasi strategis,
tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut dalam model-model
kuantitatif perumusan strategi. Pada studi ini, model yang dipergunakan adalah:
- Matriks TOWS atau Matriks SWOT
- Matriks Internal Eksternal
·
Matriks SWOT
Matriks SWOT pada intinya adalah
mengkombinasikan peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan dalam sebuah
matriks. Dengan demikian, matriks tersebut terdiri atas empat kuadran, dimana
tiap-tiap kuadran memuat masing-masing strategi.
Matriks SWOT merupakan pendekatan yang paling
sederhana dan cenderung bersifat subyektif-kualitatif. Matriks ini menggambarkan
secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi organisasi
dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Keseluruhan
faktor internal dan eksternal yang telah diidentifikasi dalam matriks EFAS dan
IFAS dikelompokkan dalam matriks SWOT yang kemudian secara kualitatif
dikombinasikan untuk menghasilkan klasifikasi strategi yang meliputi empat set
kemungkinan alternatif strategi, yaitu:
1.
Strategi S-O (Strengths – Opportunities)
Kategori ini mengandung berbagai alternatif
strategi yangbersifat memanfaatkan peluang dengan
mendayagunakankekuatan/kelebihan yang dimiliki. Strategi ini dipilih bila skor
EFAS lebih besar daripada 2 dan skor IFAS lebih besar daripada 2.
2.
Strategi W-O (Weaknesses – Opportunities)
Kategori yang bersifat memanfaatkan peluang
eksternal untuk mengatasi kelemahan. Strategi ini dipilih bila skor EFAS lebih
besar daripada 2 dan skor IFAS lebih kecil atau sama dengan 2.
3.
Strategi S-T (Strengths –Threats)
Kategori alternatif strategi yang memanfaatkan
atau mendayagunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman. Strategi ini dipilih bila
skor EFAS lebih kecil atau sama dengan 2 dan skor IFAS lebih besar daripada 2.
4.
Strategi W-T (Weaknesses –Threats)
Kategori alternatif strategi sebagai solusi
dari penilaian atas kelemahan dan ancaman yang dihadapi, atau usaha menghindari
ancaman untuk mengatasi kelemahan. Strategi ini dipilih bila skor EFAS lebih
kecil atau sama dengan 2 dan skor IFAS lebih kecil atau sama dengan 2.
·
Matriks Internal Eksternal (Matriks I-E)
Pada Matriks Internal Eksternal, parameter yang
digunakan meliputi parameter kekuatan internal dan pengaruh eksternal yang
dihadapi. Total skor faktor strategik internal (IFAS) dikelompokkan ke dalam
tiga kelas, yaitu: kuat (nilai skor 3,0 – 4,0), rata-rata/menengah (skor 2,0 –
3,0), dan lemah (skor 1,0 – 2,0). Demikian pula untuk total skor faktor
strategik eksternal (EFAS) juga dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu: tinggi
(nilai skor 3,0 – 4,0), menengah (skor 2,0 – 3,0), dan rendah (skor 1,0 – 2,0).
Pada prinsipnya kesembilan sel diatas dapat
dikelompokkanmenjadi tiga strategi utama, yaitu:
a. Strategi
pertumbuhan.
Strategi ini dilakukan bila skor EFAS dan IFAS
bertemu pada kuadran I, II, V, VII, atau VIII.
b. Strategi
stabilitas.
Strategi ini dilakukan bila skor EFAS dan IFAS
bertemu pada kuadran IV atau V.
c. Strategi
penciutan.
Strategi ini dilakukan bila skor EFAS dan IFAS
bertemu pada kuadran III, VI, atau IX.
Dalam kaitan dengan proses penyusunan rencana
kerja pemerintah daerah, model analisis SWOT ini menampilkan matriks enam
kotak, dua yang paling diatas adalah kotak faktor eksternal, yaitu: faktor
peluang dan ancaman/tantangan. Sedangkan dua kotak yang terdapat di sebelah
kiri adalah kotak faktor internal, yaitu: kekuatan-kekuatan dan kelemahan.
Kotak-kotak lainnya merupakan kotak-kotak isu
strategis yang perlu dikembangkan, yang timbul sebagai hasil dari kontak antar
faktor-faktor eksternal dan internal. Keempat isu strategis tersebut diberi
nama sebagai berikut:
Comparative
Advantage
Apabila di dalam proses kajian telah dapat
dilihat peluang-peluang yang tersediaternyata juga memiliki posisi internal
yang kuat, maka sektor tersebut dianggap memiliki keunggulan komparatif. Dua
elemen potensial eksternal dan internal yang baik ini tidak boleh dilepaskan
begitu saja, tetapi akan menjadi issue utama pengembangan. Meskipun demikian,
didalam proses pengkajiannya, tidak boleh dilupakan adanya berbagai kendala dan
ancaman perubahan kondisi lingkungan yang terdapat di sekitarnya, sebagai usaha
untuk mempertahankan keunggulan komparatif tersebut.
Mobilization
Kotak ini merupakan kotak kajian yang
mempertemukan interaksi antara ancaman/tantangan dari luar yang
diidentifikasikan, dengan potensi internal. Disini para perencana dituntut
untuk memberikan keputusan untuk menggali sumber-sumber daya yang dapat
dimobilisasikan untuk memperlunak ancaman/tantangan dari luar tersebut,
dan sedapat mungkin merubahnya menjadi sebuah peluang bagi pengembangan selanjutnya.
Investment/Divestment
Kotak ini merupakan kajian yang menuntut adanya
kepastian dari berbagai peluang dan kekurangan yang ada. Peluang yang besar
disini akan dihadapi oleh kurangnya kemampuan pengelolaan pembangunan.
Pertimbangan harus dilakukan secara hati-hati untuk memilih untung dan rugi
dari usaha untuk menerima peluang tersebut, khususnya dikaitkan dengan
keterbatasan potensi sumber daya pembangunan.
Damage Control
Kotak ini merupakan tempat untuk menggali
berbagai kelemahan yang akan dihadapi di dalam upaya pembangunan daerah. Hal
ini dapat dilihat dari pertemuan antara ancaman dan tantangan dari luar dengan
kelemahan yang terdapat di dalam pembangunan daerah. Strategi yang harus
ditempuh adalahmengambil keputusan untuk mengendalikan kerugian yang akan
dialami, dengan sedikit demi sedkit membenahi sumber daya internal yang ada.
Analisis TOWS
Pada dasarnya analisis TOWS merupakan
pengembangan dari model analisis SWOT diatas. Model TOWS yang dikembangkan oleh
David pada tahun 1989 inidikenal cukup komprehensif dan secara terperinci dapat
melengkapi dan merupakan kelanjutan dari metoda analisis SWOT yang biasa
dikenal. Pada prinsipnya komponen-komponen yang akan dikaji di dalam analisis
ini mirip dengan komponen-komponen pada analisis SWOT, tetapi pada model TOWS,
David lebih mengetengahkan komponen-komponen eskternal ancaman dan peluang
(Threats dan Opportunities) sebagai basis untuk melihat sejauh mana
kapabilitas potensi internal yang sesuai dan cocok dengan faktor-faktor
eksternal tersebut.
Berdasarkan matriks tersebut di atas, maka
dapat ditetapkan beberapa rencana strategis yang dapat dilakukan, yaitu:
Strategi SO
Strategi SO dipakai untuk menarik keuntungan
dari peluang yang tersedia dalam lingkungan eksternal. Dengan kata lain,
penyelenggara dan pengelola pembangunan daerah harus mampu meraih semua peluang
berdasarkan kekuatan-kekuatan yang dimiliki. Setiap peluang harus ditangkap
berdasarkan pertimbangan kekuatan yang dimiliki, bukan sekedar karena adanya
peluang tersebut.
Strategi WO
Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki
kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang dari lingkungan yang terdapat di
luar. Setiap peluang yang tidak dapat dipenuhi karena adanya kekurangan yang
dimiliki, harus dicari jalan keluarnya dengan memanfaatkan kekuatan-kekuatan
lainnya yang tersedia.
Strategi ST
Strategi ST digunakan untuk menghindari, paling
tidak memperkecil dampak negatif dari ancaman atau tantangan yang akan
datang dari luar. Jika ancaman tersebut tidak bisa diatasi dengan kekuatan
internal maupun kekuatan eksternal yang ada, maka perlu dicari jalan keluarnya,
agar ancaman tersebut tidak akan memberikan dampak negatif yang terlalu besar.
Strategi WT
Strategi WT adalah taktik mempertahankan
kondisi yang diusahakan dengan memperkecil kelemahan internal dan menghindari
ancaman eksternal. Dengan kata lain, jika sekiranya ancaman yang akan datang
lebih kuat dari upaya pengembangan, maka hal yang perlu dilakukan, adalah
dengan menghentikan sementara usaha ekspansi pengembangan, dengan menunggu
ancaman eksternal yang datang menjadi hilang atau reda.
2.2 BCG Photo Polio Matrik
a.
Pengertian
Matrik pertumbuhan pangsa pasar (MPPP) lahir
pada akhir dasawarsa 1960an, diperkenalkan pertama kali oleh Boston Consulting
Group (BCG). BCG adalah sebuah perusahaan konsultan manajemen terkemuka di
Amerika Serikat, mengembangkan dan mempopulerkan sebuah pendekatan yang dikenal
sebagai matriks pertumbuhan pangsa pasar (MPPP). Esensi matriks ini terletak
pada usahanya mengetahui posisi pasar perusahaan berdasarkan keragaman usaha
yang dimiliki. MPPP tidak melihat perusahaan sebagai satu kesatuan yang
utuh, tetapi berusaha terlebih dahulu melakukan disagregasi menjadi berbagai
unit usaha strategik. Dengan demikian posisi pasar yang tergambar disusun
sesuai dengan karakteristik pasar yang melekat pada masing-masing unit usaha
strategik.
Dalam operasionalnya, MPPP memiliki dua sumbu
dan terdiri dari empat sel. Kedua sumbu tersebut adalah sumbu vertikal dan
sumbu horizontal. Sumbu vertikal menggambarkan tingkat pertumbuhan pasar (market
growth rate) yang merupakan proksi daya tarik industri. Sedangkan sumbu
horizontal menggambarkan besarnya pangsa pasar relatif (relative market
share) yang dimiliki oleh masing-masing unit usaha strategis. Pangsa pasar
relatif dianggap proksi kekuatan perusahaan.
Empat sel yang ada dalam MPPP terbentuk setelah
masing-masing sumbu dibagi dalam dua bagian dengan titik pembagi yang telah
ditentukan. Akibatnya masing-masing sumbu terbagi dalam dua bagian. Bagian
pertama menunjuk pada skala (ukuran) yang rendah, sedangkan bagian yang lain
menunjuk pada skala tinggi. Sumbu vertikal yang merupakan representasi tingkat
pertumbuhan pasar terbagi menjadi dua bagian, yakni sumbu yang menunjuk pada
tingkat pertumbuhan pasar yang rendah, dan sebagian (tidak harus separoh) sumbu
menunjuk pada tingkat pertumbuhan yang tinggi. Demikian pula sumbu horizontal,
sebagian sumbu horizontal menunjuk pada tingginya pangsa pasar relatif yang
dikuasai, sedangkan sebagian yang lain menunjuk pada rendahnya pangsa pasar
relatif.
Sel pertama yang terletak disudut kanan atas
diberi simbol tanda tanya (?). sel ini terbentuk akibat perpotongan antara
sebagian sumbu horizontal berskala rendah dengan sebagian sumbu vertikal
berskala tinggi. Sel kedua yang terletak disudut kiri atas diberi simbol
bintang (*) sel ini terbentuk karena perpotongan antara sebagian sumbu vertikal
dan sebagian sumbu horizontal yang berskala tinggi. Sel ketiga yang terletak
disudut kiri bawah diberi simbol rupiah (Rp). Sel ini adalah bidang yang
terbentuk akibat perpotongan antara sebagian sumbu vertikal berskala rendah dan
sebagian sumbu hirizontal berskala tinggi. Sedangkan sel terakhir yang terletak
disudut kanan bawah diberi simbol silang (X). Sel ini adalah bidang yang
terbetuk akibat perpotongan antara sebagian sumbu vertikal dan sebagian sumbu
horizontal yang berskala rendah.
Jadi,dengan MPPP, manajemen ddharapkan dapat
mengetahui dengan cepat dan seksama posisi pasar perusahaan dengan
memperhatikan display (gambar) yang ada didalam sel-sel yang berada didalam
matrik tersebut.
- Tafsir MPPP
Secara tersembunyi MPPP memiliki asumsi bahwa
besarnya pangsa pasar relatif yang dikuasai perusahaan berbanding lurus dan
memiliki korelasi positif dengan besarnya aliran kas masuk. Anggapan ini ialah
mudah terwujud jika perusahaan beroperasi pada pasar yang sedang tumbuh dan
disaat yang sama tidak memerlukan biaya investasi dan pemasaran yang besar.
Metode BCG Matrik adalah sebuah perencanaan
portofolio model yang dikembangkan oleh Bruce Henderson dari Boston Consulting
Group pada tahun 1970 awal. Hal ini didasarkan pada pengamatan bahwa unit
bisnis perusahaan dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori berdasarkan
kombinasi dari pertumbuhan pasar dan pangsa pasar relatif terhadap pesaing
terbesar, maka nama “pertumbuhan-berbagi”. Pasar pertumbuhan berfungsi sebagai
proxy untuk daya tarik industri, dan pangsa pasar relatif berfungsi sebagai
proxy untuk keunggulan kompetitif. Pertumbuhan-saham matriks sehingga peta
posisi unit bisnis dalam dua faktor penentu penting dari profitabilitas.
Kerangka kerja ini mengasumsikan bahwa
peningkatan pangsa pasar relatif akan menghasilkan peningkatan generasi kas.
Asumsi ini sering benar karena kurva pengalaman; meningkatkan pangsa pasar
relatif menyiratkan bahwa perusahaan bergerak maju pada kurva pengalaman
relatif terhadap pesaingnya, dengan demikian mengembangkan keunggulan biaya.
Asumsi kedua adalah bahwa pasar yang berkembang membutuhkan investasi dalam
aktiva untuk meningkatkan kapasitas dan demikian hasil dalam konsumsi kas.
Dengan demikian posisi bisnis pada saham-pertumbuhan matriks memberikan
indikasi generasi kas dan konsumsi kas.
Henderson beralasan bahwa uang yang diperlukan
oleh unit bisnis yang berkembang pesat dapat diperoleh dari unit lain
perusahaan bisnis yang pada tahap lebih dewasa dan menghasilkan kas yang
signifikan. Dengan investasi untuk menjadi pemimpin pangsa pasar di pasar yang
berkembang pesat, unit bisnis bisa bergerak sepanjang kurva pengalaman dan
mengembangkan keunggulan biaya. Dari alasan ini, BCG Growth.
Matrik Pertumbuhan Pangsa Pasar
Masing-masing kotak dalam Matriks pertumbuhan pangsa pasar menunjukkan tipe
bisnis yang berbeda-beda :
- Tanda Tanya (???/Question marks); Adalah bisnis perusahaan yang bergerak dalam pasar-pasar yang memiliki pertumbuhan tinggi, tetapi pangsa pasarnya relatif rendah. Perusahaan mencoba masuk ke dalam pasar yang telah dikuasai oleh perusahan lain. Pada tipe ini, perusahaan memerlukan uang tunai yang besar karena perusahaan harus menyesuaikan dengan pasar yang pertumbuhannya sangat tinggi dan karena perusahaan tersebut ingin mengambil alih kepemimpinan pasar. Tipe ini disebut tanda tanya karena perusahaan yang bersangkutan harus berpikir keras apakah dia akan tetap menanamkan sahamnya dalam bisnis itu atau tidak.
- Bintang (*/Stars); Bisnis bintang merupakan pemimpin pasar dalam sebuah pasar yang pertumbuhannya tinggi. Perusahaan harus mengaktifkan sejumlah besar uangnya untuk mempertahankan diri dalam kondisi laju pertumbuhan pasar dan mengatasi serangan para pesaingnya.
- Penghasil Uang Tunai (Rp/Cash Cows); Bila laju pertumbuhan pasar tiap tahun menurun dibawah 10 %, maka bisnis yang tadinya bintang akan berubah menjadi sapi perah jika perusahaan memiliki pangsa pasar relatif besar. Disebut sapi perah, karena menghasilkan uang tunai bagi perusahaan tanpa harus melakukan ekspansi karena laju pertumbuhan pasarnya rendah. Dan karena menguasai pasar, usaha itu menikmati skala ekonomis dan marjin laba yang laba yang lebih tinggi. Pada kondisi ini perusahaan cenderung menggunakan uangnya untuk mendukung bisnis lainnya.
- Tipe Yang Lemah (xxx/Dogs); Tipe bisnis semacam ini mempunyai pangsa pasar yang lemah dalam pertumbuhan pasar yang rendah. Pada tipe ini umumnya perusahaan mengalami kerugian, meskipun diberi uang tunai yang banyak. Perusahaan perlu mempertimbangkan apakah perusahaan akan mempertahankannya atau ditutup dengan alasan yang kuat
Yang mendasari matrik BCG ini adalah konsep
kurva pengalaman. Kunci kesuksesan adalah pangsa pasar. Perusahaan dengan
pangsa pasar tertinggi akan cenderung memiliki posisi kepemimpinan biaya
berdasar skala ekonomis, di antara hal-hal lain. Apabila perusahaan menggunakan
kurva pengalaman, perusahaan tersebut seharusnya mampu membuat dan menjual
produk-produk baru pada harga yang cukup rendah untuk mengambil lebih dahulu
kepemimpinan pangsa pasar (dengan anggapan tidak ada pesaing yang berhasil
menirunya). Ketika produk menjad star, produk tersebut memang ditakdirkan
sebagai produk yang sangat profitabel karena masa depannya sebagai cash cows
tidak dapat dihindarkan.
Setelah menempatkan posisi-posisi lini produk
atau unit bisnis perusahaan saat ini, analis dapat memproyeksikan posisi di
masa depan, dengan anggapan tidak ada perubahan strategi. manajemen dapat
menggunakan matrik yang sekarang dan yang diproyeksikan untuk membantu
mengidentifikasi masalah-masalah strategis penting yang dihadapi oleh
organisasi. Tujuan dari setiap perusahaan adalah untuk mempertahankan portfolio
yang seimbang, yang mengijinkan adanya aliran kas yang cukup dan kemampuan
untuk menuai produk-produk jenuh dalam industri yang menurun guna mendukung
produk-produk baru pada industri berkembang.
Matrik BCG adalah konsep portfolio yang
terkenal dengan beberapa tujuan-tujuan yang jelas. Matrik tersebut mudah
dikuantisasi dan mudah digunakan. Cash cows, dogs, nda star merupakan cara
penamaan yang mudah untuk mengingat produk atau unit bisnis perusahaan. Namun
demikian, matrik BCG tersebut memiliki beberapa keterbatasan :
- Penggunaan tinggi rendah untuk empat kategori saja terbilang sangat sederhana
- Kaitan antara pangsa pasar dan profitabilitas tidak selalu kuat. Bisnis dengan pangsa pasar rendah bisa saja menguntungkan dan begitu sebaliknya.
- Tingkat pertumbuhan adalah satu-satunya aspek daya tarik industri.
- Matrik ini mempertimbangkan hanya lini produk atau unit bisnis dalam hubungannya dengan pesaing : pemimpin pasar. Matrik ini melewatkan adanya pesaing-pesaing kecil dengan pangsa pasar yang tumbuh dengan cepat.
- Pangsa pasar adalah satu-satunya aspek dari posisi kompetitif keseluruhan
.
b. Manfaat MPPP
Alat analisa MPPP cukup banyak memberi bantuan
diantaranya adalah sebagai berikut:
- MPPP memberikan display secara sederhana tetapi jelas dan masing-masing unit usaha strategis yang dimiliki perusahaan.
- Dapat melakukan analisis aliran kas masuk dan kas keluar.
- Merupakan landasan dalam pengambilan keputusan.
- Membantu manajemen dalam pengambilan keputusan mengalokasikan sumber daya dan dana.
v
Pengukuran Pertumbuhan Pasar
Tingkat pertumbuhan pasar, yang diletakkan
sebagai sumbu vertikal dalam MPPP, digunakan sebagai satu satunya indikator
daya tarik industri yang mencerminkan tinggi rendahnya peluang bisnis yang
tersedia. Untuk keperluan tersebut, tingkat pertumbuhan pasar diukur dengan
menggunakan data historis dengan melihat tingkat penjualan industri masa lalu.
Semakin tinggi nilai tingkat pertumbuhan pasar
yang didapat, semakin tinggi pula peluang bisnis yang ada dipasar. Pada pasar
yang tumbuh, besarnya pangsa pasar juga berkaitan langsung dengan laba yang
diperoleh. Biaya operasi, khusunya biaya pemasaran, yang menjadi beban
perusahaan yang diperlukan dalam merebut bagian pasar, jauh relatif lebih kecil
dibanding dengan kemungkinan tambahan penjualan yang didapatkan.
Setelah besarnya tingkat pertumbuhan pangsa
pasar dapat diketahui, tingkat berikutnya yang dapat dilakukan adalah penentuan
titik pembagi sumbu vertikal MPPP. Titik pembagi tersebut akan membagi sumbu
vertikal menjadi dua bagian, yakni bagian yang terletak dibawah titik pembagi
dan bagian yang terletak diatas titik pembagi. Bagian yang disebut pertama
adalah bagian yang menunjukkan tingkat pertumbuhan pasar yang tinggi. Sedangkan
bagian yang disebut belakkangan adalah bagian yang menunjuk pada tingkat
pertumbuhan pasar yang rendah.
Kadangkala, titik pembagi tingkat pertumbuhan
pasar yang merupakan sumbu vertikal MPPP juga didasarkan pada besarnya target
penjualan yang ditetapkan perusahaan. Jika tingkat pertumbuhan pasar yang
ditemukan lebih tinggi dibanding dengan targetpenjualan yang ditetapkan maka
target penjualan tersebut memiliki peluang yang besar untuk dicapai. Dan
sebaliknya, jika tingkat pertumbuhan pasar lebih rendah dibanding dengan target
penjualan maka pencapaian target penjualan tersebut memiliki tingkat kesulitan
yang tinggi.
v
Pengukuran Pangsa Pasar Relatif
Pangsa pasar relatif adalah perbandingan antara
besarnya volume penjualan yang dikuasai perusahaan tertentu dengan volume
penjualan yang dikuasai pesaing utamanya. Dengan demikian, besarnya pangsa
pasar relatif berwujud angka mutlak bukan presentase. Jika besarnya pangsa
pasarrelatif lebih besar dibanding satu berarti volume penjualan perusahaan
lebih besar dibanding volume penjualan pesaing pokok maka perusahaan tersebut
dinilai memiliki keunggulan, tidak peduli berapa besarnya pangsa pasar yang
dimiliki. Sebaliknya jika pangsa pasar relatif yang dikuasai perusahaan
tertentu lebih rendah dibanding satu, perusahaan tersebut ditafsirkan sebagai
perusahaan yang lebih lemah dibanding pesaingnya. Tidak peduli berapa besar
pangsa pasar yang di kuasai.
Saat ini muncul angka yang lebih besar
dibanding satu, misalnya 1,50 (satu setengah). Angka yang disebut terakhir ini
dibuat dengan pertimmbangan bahwa hanya jika perusahaan tertentu telah mencapai
kinerja yang jauh lebih unggul dibanding dengan pesaing pokoknya, barulah
perusahaan tersebut berada pada posisi aman. Hanya jika syarat yang begitu
ketat tersebut dipenuhi, barulah perusahaan dapat dinilai sebagai pemimpin
pasar yang tangguh.
v
Implikasi Strategis
Matriks pertumbuhan pangsa pasar disusun dengan
menggunakan anggapan bahwa penguasaan pangsa pasar berbanding lurus dengan
aliran kas masuk. Di samping itu MPPP juga mengindikasikan perlunya peningkatan
investasi untuk mengantisipasi peluang bisnis, yang ditandai oleh tingginya
tingkat pertumbuhan pasar.
Strategi pertumbuhan (growth stratey)
menjadi pilihan pertama. Tidak tertutup kemungkinan usaha peningkatan pangsa
pasar juga dilakukan dengan akuisisi horizontal. Jika unit usaha strategis
(U2S) tidak sehat, maka manajemen perlu melakukan penyehatan terlebih dahulu
sebelum menerapkan strategi pertumbuhan. Akan tetapi kadangkala perusahaan
terpaksa juga memilih strategi keluar dari pasar (divestasi), karena tidak ada
indikator yang transparan bahwa usaha peningkatan pangsa pasar akan berhasil
dengan baik.
Strategi bisnis untuk U2S yang barada pada sel
bersimbol bintang adalah mempertahankan pangsa pasar yang telah dimiliki,
karena pangsa pasar sudah lebih besar dibanding pangsa pasar pesaing
pokoknya. Strategi bisnis untuk U2S yang berada pada simbol berlambang rupiah
adalah mempertahankan dominasi pasar dan aliran kas masuk yang telah dimiliki.
Dan strategi untuk U2S yang terletak pada sel bersimbol tanda silang adalah
keluar dari pasar. Hampir tidak ada harapan berkembang, karena pasar tidak
tumbuh.
v
Hirarki dan Dekomposisi Matrik
Matrik BCG biasanya disusun berdasarkan unit
usaha strategis yang dimiliki perusahaan. Namun demikian ini tidak berarti
bahwa tidak ada dasar penyusunan yang lain Penggambaran posisi bisnis
tidak hanya dan tidak harus selalu berdasarkan unit usaha strategi yang
dimiliki. Bisa dilakukan dengan dekomposisi yang lebih jauh berdasarkan wilayah
pemasarannya atau berdasarkan hirarki produk yang ada di
c.
Tahapan
untuk penggunaan BCG Portofolio Matrix
Terdapat beberapa tahapan
dalam matrik BCG sebagai berikut:
- Mengidentifikasi dan membagi perusahaan dalam SBU (strategic business units).
- Menilai dan membandingkan prospek tiap SBU berdasarkan dua kriteria yaitu pangsa pasar relatifnya dan tingkat pertumbuhan industri SBU tersebut.
- Mengklasifikasikan SBU pada matriks BCG.
- Mengembangkan strategi untuk tiap SBU.
ü Kelebihan Matriks BCG
Matriks BCG adalah salah satu
alat pembuat keputusan yang paling mudah. Hanya dengan membaca grafiknya, orang
akan dapat dengan mudah melihat di posisi manakah perusahaan mereka berada. Matriks
ini memusatkan perhatian pada arus kas, karakteristik investasi, dan kebutuhan
berbagai divisi organisasi. Divisi dapat berubah dari waktu ke waktu: anjing
menjadi tanda tanya, tanda tanya menjadi bintang, bintang menjadi sapi perah,
dan sapi perah menjadi anjing. Namun yang jarang terjadi adalah perubahan yang
searah jarum jam.
ü Kelemahan Matriks BCG
- Hanya menggunakan dua dimensi yaitu pangsa pasar relative dan tingkat pertumbuhan pasar.
- Kemungkinan sulit mendapatkan data pangsa pasar maupun tingkat pertumbuhan pasar.
- Terlalu menyederhanakan banyak bisnis karena memandang semua bisnis sebagai bintang, sapi perah, anjing atau tanda tanya.
- Dalam metode ini, diasumsikan bahwa setiap unit bisnis tidak tergantung pada unit bisnis lain, padahal dalam beberapa kasus, unit bisnis “anjing” bisa membantu unit bisnis lain untuk memperoleh keunggulan kompetitif.
- Matriks ini tidak menggambarkan apakah berbagai divisi atau industri mereka bertumbuh sepanjang waktu, sehingga matriks ini tidak memiliki karakteristik waktu, sehingga terdapat variabel lain yang penting seperti ukuran pasar dan keunggulan kompetitif.
- Matriks sangat bergantung pada luasnya definisi pasar. Suatu unit bisnis dapat mendominasi pada pasar yang kecil, tetapi memiliki pangsa pasar sangat rendah dalam industri secara keseluruhan. Dalam kasus seperti itu, definisi dari pasar dapat membuat perbedaan antara “anjing” dan “sapi perah”.
d.
Tujuan
penggunaan BCG portofolio matrix
Tujuan dari analisis portofolio adalah :
1.
Menganalisis
portofolio bisnis saat ini dan memutuskan SBU yang seharusnya menerima
investasi lebih atau kurang.
2.
Mengembangkan
strategi perkembangan untuk menambahkan produk baru dan bisnis untuk
portofolio.
3.
Tentukan
bisnis atau produk harus tidak lagi dipertahankan
Tujuan diimplementasikannya BCG: memahami
pasar,optimalisasi portofolio, diantaranya: menganalisis portofolio bisnis saat
ini, perencanaan portofolio, pengembangan portofolio,dan juga mengembangkan:
strategi baru, bisnis baru, dan repositioning bisnis, serta meningkatkan efektivitas
penggunaan sumber daya. perlu digaris bawahi bahwa BCG hanya digunakan untuk
faktor eksternal berupa keadaan pasar. seperti yang kita ketahui bahwa berbeda
dengan faktor internal dimana kita dapat mengontrolnya, faktor eksternal bagi
perusahaan tidak dapat dikontrol, sehingga perusahaan hanya bisa menerimanya
dan menentukan strategi yang tepat untuk memanfaatkan keuntungan atau
meminamalisir sekuat tenaga kerugian yang disebabkannya. jika kita bandingkan
dengan SWOT, SWOT menentukan suatu strategi pada lingkup keseluruhan dari
perusahaan. sedangkan, BCG khusus digunakan untuk menentukan suatu strategi
dari suatu produk, layanan atau service, dan unit bisnis perusahaan.
e. Komponen
BCG
ada tiga komponen yang harus anda ketahui dari
BCG.
- pangsa pasar (market share) : persentase dari total pasar yang sedang dilayani oleh perusahaan Anda yang bisa di ukur dari pendapatan yang di peroleh atau dalam satuan volume. Semakin tinggi pangsa pasar, semakin tinggi proporsi pasar yang Anda kontrol. (pada gambar 1 market share digambarkan dengan sumbu-x)
- tingkat pertumbuhan pasar(market growth): digunakan sebagai alat untuk mengukur market attractiveness (daya tarik pasar). Pasar disebut tumbuh bila jumlah total keseluruhan pasar lebih besar nilainya dibanding periode terdahulu. (pada gambar 1 market growth digambarkan dengan sumbu-y)
- ukuran bisnis atau penjualan: ada empat kuadran yang merepresentasikan dari ukuran penjualan diantaranya: Kuadran Dog, Kuadran Question Marks/Problem Child, Kuadran Star, dan Kuadran Cash Cow (bagian ini akan dibahas lebih detail dibagian 4 Kuadran BCG)
Matrix BCG dalam Life
Cycle
Gambar 2 Life Cycle BCG
produk, layanan, dan unit bisnis perusahaan
mempunyai suatu siklus hidup. Tidak selamanya produk yang diminanti pasar akan
selalu diminati. pada suatu titik tertentu pasar merasa barang tersebut tidak
menarik atau mungkin tidak dibutuhkan karena memang ada pengganti produk yang
lebih canggih atau lebih baik dari pada produk kita. ada tahapan sebarapa bagus
profit dari suatu produk yang dihubungkan dengan BCG. Pada gambar 2 menjelaskan
life cycle dari suatu produk, dengan cara mengaitkannya antara revnue/profit,
time, dan BCG. time pada gambar 2 tersebut membaginya ke dalam 4 bagian:
introduction(Question Mark), Growth(Star), Maturity(Cash Cow), dan
Decline(Dog). garis para bola yang berwarna merah menunjukkan hubungan
antara revenue/profit dengan time.
Produk yang baru diperkenal kan kepada kustomer
itu berada di bagian Question Mark dimana profit yang dihasilkan kecil karena
memang pada waktu itu produk masih belum dikenal kustomer sehingga melakukan
pemasaran secara intensive dan tentunya hal tesebut mempengaruhi profit, jika
produk tersebut berhasil maka akan bergeser ke Star. pada posisi star, suatu
produk menjadi andalan bagi perusahaan dan banyak pesaing yang bermain, pada
posisi ini diperlukan inovasi yang membedahkan produk kita dengan produk
pesaing. Selanjutnya, jika suatu produk tersebut masih mempertahankan pangsa
pasarnya, namun pertumbuhan pasarnya menurun, maka suatu produk bergeser ke
Cash Cow, dimana pesaing-pesaing kita sudah berminat untuk bermain di produk
ini, maka biaya yang dikeluarkan untuk inovasi dan pemasaran tidak sebanyak
yang dikeluarkan pada tahap-tahap sebelumnya. produk pada tahap ini akan
menjadi sumber penghasilan bagi perusahaan untuk membiayai produk-produk
yang berada pada posisi question mark dan star. Jika suatu produk sudah tidak
ada lagi pasar dan kustomer sudah tidak mau membeli produk maka produk tersebut
masuk pada tahap Dog. pada tahap ini lebih baik perusahaan menghentikan
produksi produk tersebut.
4 Kuadran BCG
untuk menjelaskan 4kuadran dan BCG dan
memperjelas life cycle dari produk, layanan, atau unit bisnis perusahaan.
saya menggunakan contoh Yamaha V-Ixion. berikut ini penjelasannya:
Kuadran Question Marks/Problem Child
pada kuadran ini potensi pertumbuhan terbuka
lebar, pangsa pasar masih rendah, pertumbuhan pasar tinggi, dibutuhkan usaha
agar pangsa pasar naik di pasar yang sedang tumbuh ini, biasanya merupakan
produk baru atau produk dengan keunggulan yang belum terlihat pasar,
pengembangan bisnis sangat diperlukan. Pertumbuhan bisa dicapai dengan:
berinvestasi dan meningkatkan kinerja bisnis.Resiko besar jika ternyata dalam
pengembangan produk menemui kegagalan. Pertumbuhan penjualan diperoleh dari
peningkatan pangsa pasar. Investasi bisa menggunakan dana dari kuadran Cash
Cow.
Pada kwadran ini, walaupun market share produk
yang ditawarkan masih rendah, tapi demand-nya sudah cukup terlihat, dalam
artian market growth-nya tinggi. Pada kenyataannya, Yamaha V-Ixion jelas sekali
baru sampai tahap ini. Strategi lebih lanjut yang perlu dilakukan pihak
marketing untuk mendorong agar produk ini bergeser ke arah kuadran “Star”
adalah dengan cara meningkatkan advertising, mempertahankan strategi potongan
harga dengan dilengkapi pemberian hadiah menarik di tiap pembelian produk
secara tunai, misalnya helm relief ‘mataharinya’ Valentino Rossi.
Kuadran Star
pada kuadran ini Anda memegang pangsa pasar yang besar bila dibandingkan kompetitor, dengan pertumbuhan pasar yang besar pula. kuadran ini merupakan tempat Market Leader bercokol. Kuadran Question Mark bila sukses akan bergerak ke kuadran ini. Organisasi bisnis yang sukses setidaknya mempunyai satu unit bisnis/produk yang berada di kuadran ini. Untuk terus bertahan diperlukan usaha yang konsisten dan terus menerus agar tidak terdepak. Selama pasar tumbuh, maka akan selalu ada pemain baru dari kuadran Question mark yang akan berusaha masuk.Investasi diperlukan untuk pertumbuhan penjualan dan pangsa pasar. Investasi bisa menggunakan dana dari kuadran Cash Cow.
pada kuadran ini Anda memegang pangsa pasar yang besar bila dibandingkan kompetitor, dengan pertumbuhan pasar yang besar pula. kuadran ini merupakan tempat Market Leader bercokol. Kuadran Question Mark bila sukses akan bergerak ke kuadran ini. Organisasi bisnis yang sukses setidaknya mempunyai satu unit bisnis/produk yang berada di kuadran ini. Untuk terus bertahan diperlukan usaha yang konsisten dan terus menerus agar tidak terdepak. Selama pasar tumbuh, maka akan selalu ada pemain baru dari kuadran Question mark yang akan berusaha masuk.Investasi diperlukan untuk pertumbuhan penjualan dan pangsa pasar. Investasi bisa menggunakan dana dari kuadran Cash Cow.
Ketika Yamaha V-Ixion sudah sampai di posisi
star, dimana market share sudah dominan tapi growth masih cukup tinggi,
advertising yang sebelumnya dilakukan besar-besaran bisa dilakukan seperlunya
saja. Pihak marketing bisa melakukan penambahan fitur minor dan pihak
distributor bisa bekerjasama dengan club motor yang diharapkan mampu memperkuat
posisi Yamaha V-Ixion di pasar.
Kuadran Cash Cow
pada kuadran ini mempunyai pangsa pasar yang
besar di banding kompetitor, pertumbuhan pasar yang rendah, kesempatan di
kuadran ini masih terbatas. Pasar tidak begitu menarik. Kuadran ini
menghasilkan banyak keuntungan yang bisa digunakan untuk berinvestasi di bidang
lain.Karena kondisi pasar yang tidak terlalu menarik maka tidak diperlukan
investasi yang penting untuk menjaga pangsa pasar. kuadran ini harus dilindungi
dan dijaga dengan baik karena sedikit pergeseran akan besar dampaknya terhadap
pangsa pasar karena pertumbuhan pasar yang rendah.Jagalah posisi sebagai market
leader dan market share yang dimiliki. Keuntungan diperoleh dari volume
penjualan yang besar dan me-leverage operasional sehari-hari. Gunakan
keuntungan untuk mendukung bisnis lain.
Jajaran marketing dan distributor bisa menikamati
hasil strategi pemasaran mereka dan pihak perusahaan bisa menjadikan produk
Yamaha V-Ixion sebagai “sapi perah” karena keuntungan perusahaan mengalir
lancar akibat penjualan produk ini.Pihak perusahaan saat ini harus lebih
berkonsentrasi pada perawatan dan menjaga produksi tetap stabil. Ke depan-nya,
harus segera dipikirkan tentang inovasi produk baru agar pasar tidak jenuh dan
eksistensi Yamaha Group Tbk. tetap terjaga.
Kuadran Dog
Di area ini pangsa pasar kecil dan beroperasi
di pasar dengan pertumbuhan yang rendah. perusahaan mempertimbangkan untuk
menutup bisnis, Menjualnya, melakukan repositioning, mengurangi operational
cost. optimalkan operasional sehari-hari, hilangkan semua aktivitas yang tidak
perlu. Repositioning diperlukan untuk menghasilkan positive cash cow atau
menjualnya.
2.3 Analisis Segmentasi
a)
Pengertian
Defini Segmentasi Pasar oleh beberapa ahli :
a.
Swastha
& Handoko (1997)
mengartikan
segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi–bagi pasar/market yang bersifat
heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen.
b.
Pride
& Ferrel (1995)
mengatakan bahwa
segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen
pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya
kesamaan perilaku pembeli dan sebagai suatu proses pembagian pasar keseluruhan
menjadi kelompok–kelompok pasar yang terdiri dari orang–orang yang secara
relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa.
c.
Swastha
& Handoko (1987)
yang merumuskan
segmentasi pasar adalah suatu tindakan membagi pasar menjadi segmen–segmen
pasar tertentu yang dijadikan sasaran penjualan yang akan dicapai dengan
marketing mix.
d.
Kotler,
Bowen dan Makens (2002, p.254)
pasar terdiri dari
pembeli dan pembeli berbeda-beda dalam berbagai hal yang bisa membeli dalam
keinginan, sumber daya, lokasi, sikap membeli, dan kebiasaan membeli. Karena
masing-masing memiliki kebutuhan dan keinginan yang unik, masing-masing pembeli
merupakan pasar potensial tersendiri. Oleh sebab itu penjual idealnya mendisain
program pemasarannya tersendiri bagi masing-masing pembeli. Segmentasi yang
lengkap membutuhkan biaya yang tinggi, dan kebanyakan pelanggan tidak dapat
membeli produk yang benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk itu,
perusahaan mencari kelas-kelas pembeli yang lebih besar dengan kebutuhan produk
atau tanggapan membeli yang berbeda-beda. Segmen pasar terdiri dari kelompok
pelanggan yang memiliki seperangkat keinginan yang sama (Kotler, 2005, p.307).
e.
Segmentasi pasar adalah sebuah
metode bagaimana memandang pasar secara kreatif. Kita perlu secara kreatif
mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang yang muncul di pasar (Hermawan Kertajaya).
b)
Tujuan analisis segmentasi
ü Pasar
lebih mudah dibedakan
Setiap produk yang dihasilkan adalah untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen. Agar produk tersebut dapat diterima tentunya
haruslah sesuai dengan selera konsumen. Sedangkan dilain pihak dengan keadaan
pasar yang heterogen dan selera konsumen yang selalu berkembang tentunya sulit
untuk dapat diikuti oleh perusahaan secara terus menerus. Dalam hal ini
perusahaan akan cenderung mencari sekelompok konsumen yang sifatnya homogen
sehingga lebih mudah untuk memahami selera konsumen. Dengan demikian pasar
lebih mudah dibedakan dengan kelompok pasar yang lain.
ü Pelayanan
kepada pembeli menjadi lebih baik
Dalam memenuhi kebutuhannya konsumen selalu menginginkan
empat hal penting yaitu kualitas barang yang bagus, harga yang terjangkau serta
pelayanan yang baik dan memuaskan serta ketepatan waktu. Dari keempat hal
tersebut yang sangat dominan adalah perihal pelayanan. Banyak konsumen lari
ketempat lain karena masalah pelayanan. Harga dan kualitas kadang menjadi nomor
dua dibanding pelayanan. Menyadari hal tersebut maka segmentaasi pasar harus
dilakukan agar dapat memberikan pelayanan yang mengarah kepada pasarnya. Bentuk
pelayanan yng diberikan oleh perusahaan adalah menyediakan tempat parkir yang
luas dan gratis. Pelayanan ini juga dimaksudkan untuk menarik perhatian
konsumen
ü Strategi
pemasaran menjadi lebih mengarah
Mengingat luas dan beragamnya pasar konsumen, maka akan
sulit untuk melayani semua konsumen yang sangat heterogen tersebut. Maka dengan
melayani konsumen yang sifatnya homogen maka strategi pemasaran yang
direncanakan dapat lebih mengarah dalam menyusun marketing mix yang meliputi
perencanaan produk, harga, distribusi dan promosinya sehingga menjadi lebih
tajam
ü Mendesain
Produk
Mendisain produk-produk yang lebih responsif terhadap
kebutuhan pasar karena hanya dengan memahami segmen-segmen yang responsif
terhadap suatu stimuli maka pemasar dapat mendisain produk yang sesuai dengan
kebutuhan segmen ini. Teknik-teknik riset yang dikembangkan dalam beberapa
tahun terakhir ini seperti Analisis Faktor, Analisis Klaster, Conjoint, dan
Discriminant.
ü Menganalisis
Pasar
Segmentasi pasar membantu pihak manajemen mendeteksi siapa
saja yang akan menggerogoti pasar produknya. Para pesaing itu memiliki
kemampuan untuk memberikan alternatif pilihan produk bagi konsumen dan tidak
sekedar menghasilkan produk yang sama
ü Menemukan
Ceruk Peluang (nieche)
Setelah menganalisis pasar, perusahaan yang menguasai segmen
pasar dengan baik akan sampai pada ide untuk menenmukan peluang. Peluang ini
tidak selalu sesuatu yang besar.
ü Menguasai
posisi yang superior dan kompetitif
Perusahaan yang menguasai segmen dengan baik umumnya adalah
mereka yang paham betul konsumennya. Mereka mempelajari pergeseran-pergeseran
yang terjadi di dalam segmennya.
ü Menentukan
Strategi komunikasi yang efektif dan efisien
Komunikasi dengan konsumen akan lebih efektif jika perusahaan
tahu persis siapa segmennya termasuk warna favoritnya, jenis musik kesukaan,
kegiatan sehari-hari dan pendapatnya pribadi tentang lingkungan sekitarnya.
Aplikasi media iklan pun akan berbeda-beda menurut segmennya seperti media
cetak ekslusif tentu cocok dengan segmen premium.
c) Tahapan Segmentasi Pasar
Terdapat tiga tahapan yang umumnya dilakukan oleh perusahaan dalam melaksanakan segmentasi pasar, yaitu:
1. Tahap survey
yaitu peneliti melakukan wawancara dan pengamatan. Wawancara dilakukan untuk mencari penjelasan, sedangkan pengamatan dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang motivasi, sikap dan perilaku konsumen. Dengan menggunakan hasil temuan ini, peneliti menyiapkan lembaran kuesioner untuk pengumpulan data tentang:
a. Atribut produk,
b. Kesadaran merek,
c. Pola-pola pemakaian produk,
d. Sikap terhadap kategori produk,
e. Demografis, geografis, psikografis.
2. Tahap analisa
yakni peneliti mengolah data dengan analisa faktor untuk membuang variabel yang berkorelasi tinggi. Kemudian peneliti menerapkan analisa kelompok untuk menghasilkan segmen yang berbeda secara maksimum.
3. Tahap pembentukan
yakni tiap kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan sikap, perilaku, demografis, psikografis. Tiap segmen diberi nama sesuai dengan sifat–sifat dominan yang membedakannya.
d) Pola Segmentasi Pasar
Untuk mengidentifikasai preferensi segmen ada tiga pola segmentasi pasar yang dapat digunakan (Kotler,2003). Pola tersebut adalah:
· Homogeneus preference (preferensi homogen)
Homogeneus preference merupakan pola yang menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi yang sama terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.
· Diffused preference (preferensi yang menyebar)
Diffused preference merupakan pola yang menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi yang beragam terhadap suatu produk atau jasa yang ditawarkan
· Clustered preference (preferensi yang mengelompok)
Clustered preference merupakan pola yang menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi yang berkelompok-kelompok. Dimana konsumen yang berada dalam satu kelompok memiliki kesamaan preferensi
Pendekatan Segmentasi
Sementara itu Kotler, Kartajaya, Huan dan Liu (2003) mengelompokkan pendekatan dalam melakukan segmentasi pasar menjadi tiga, yaitu :
· Static Atribut Segmentation
Static Atribut Segmentation mengelompokkan pasar berdasarkan atribut-atribut statis yang serupa, yang tidak selalu mencerminkan perilaku pembelian atau penggunaan dan tidak secara langsung mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli. Jenis atribut ini mencakup variabel geografi dan demografi.
· Dynamic Atribut Segmentation
Dynamic Atribut Segmentation mengelompokkan pasar berdasarkan atribut dinamis yang serupa, atau atribut-atribut yang mencerminkan karakteristik konsumen. Atribut ini mencakup Variabel psikografis dan behavioral.
· Individual Segmentation
Individual Segmentation mengelompokkan pasar atas unit terkecil atau individu.
e) Pengaruh Segmentasi
A. Analisis Kepuasan Konsumen
Menurut Philip Kotler (1997:36) Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja ( hasil) suatu produk dengan harapannya.
Macam-macam atau Jenis kepuasan konsumen
Kepuasan konsumen terbagi menjadi 2 :
a. Kepuasan Fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk. Misal : karena makan membuat perut kita menjadi kenyang.
b. Kepuasan Psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud. Misal : Perasaan bangga karena mendapat pelayanan yang sangat istimewa dari sebuah rumah makan yang mewah .
Pengelompokan inilah yang sering kita dengar sebagai segmentasi pelanggan. Segmentasi ini mutlak dilakukan secara bervariasi. Dapat di bagi beberapa segmen berdasarkan :
- letak geografis
- volume pembelian demografis
- produk yang dibeli
- sesuai kebutuhan Anda
Umumnya, tiap segmen adalah unik dan juga memberi kontribusi yang berbeda terhadap organisasi.
B. Profitabilitas
Hubungan antara kepuasan pelanggan dan profitabilitas sangatlah erat. Studi yang menunjukkan hal ini, terutama sepanjang dekade 80-an dan awal 90-an sudah sangat banyak. Secara logikapun, pelaku bisnis juga dengan mudah meyakini adanya hubungan antara dua hal ini. Pelanggan yang puas cenderung loyal. Tingkat loyalitas inilah yang sesungguhnya bertanggung jawab terhadap tingkat profitabilitas. Pelanggan yang loyal, cenderung membeli lebih banyak. Mereka juga cenderung mudah melakukan pembelian cross-selling atau add-on selling.
Karena hubungannya dengan tingkat profitabilitas, maka kepuasan pelanggan adalah asset yang berharga. Oleh karena itu, setiap upaya atau program untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, pada dasarnya adalah suatu investasi. Karena bersifat investasi, maka ada kemungkinan, usaha untuk meningkatkan kepuasan pelanggan tidaklah optimal. Perusahaan bisa over investment atau under investment.
C. Strategi Pemasaran
Agar segmen pasar dapat bermanfaat maka harus memenuhi beberapa karakteristik:
· Measurable : Ukuran, daya beli, dan profil segmen harus dapat diukur walaupun ada beberapa variabel yang sulit diukur.
· Accessible : Segmen pasar harus dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
· Substantial : Segmen pasar harus cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani
· Differentiable : Segmen-segmen dapat dipisahkan secara konseptual dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen-elemen dan bauran pemasaran yang berbeda.
· Actionable : Program yang efektif dapat dibuat untuk menarik dan melayani segmen-segmen yang bersangkutan.
2.4 Catesius
a.
Pengertian
Analisis diagram kartesius (importance
and performance matrix) merupakan metode untuk mengukur kepuasan pelanggan
dengan membandingkan tingkat kepentingan pelanggan (customer expectation) dengan
kinerja perusahaan yang secara aktual dirasakan pelanggan. Tingkat kepentingan
pelanggan diukur dalam kaitannya dengan apa yang seharusnya dikerjakan oleh
perusahaan agar menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Dengan mengukur
tingkat kepentingan diharapkan perusahaan dapat menangkap persepsi yang lebih
jelas mengenai pentingnya variabel tersebut di mata pelanggan. Selanjutnya,
perusahaan dapat mengkaitkan pentingnya variabel ini dengan dengan kenyataan
yang dirasakan oleh pelanggan.
Ketidaksesuaian tingkat
kepentingan pelanggan dan kinerja aktual dapat dianalisis melalui diagram
kartesius, yang terdiri dari empat kuadran. Kuadran pertama (attributes to
improve) terletak di sebelah kiri atas, variabel yang berada di posisi ini
harus ditingkatkan kinerjanya (high leverage). Kuadran kedua (Attributes
to maintain) terletak di sebelah kanan atas, variabel yang berada di posisi
ini sebaiknya dipertahankan kinerjanya. Kuadran ketiga (attributes to
maintain) di sebelah kiri bawah, variabel yang berada di posisi ini dapat
dipertimbangkan kembali karena pengaruhnya terhadap manfaatyang dirasakan oleh
pelanggan sangat kecil. kuadran keempat (attributes to de-emphasize) di
sebelah kanan bawah, variabel yang berada di posisi ini dianggap kurang penting
oleh pelanggan dan dirasakan terlalu berlebihan (low leverage), oleh
karena itu variabel di posisi ini dapat dikurangi agar perusahaan dapat
menghemat biaya
b. Diagram Kartesius
Diagram kartesius merupakan
suatu bangun dibagi atas empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang
berpotongan tegak lurus pada titik (X, Y) dimana X merupakan rata-rata tingkat
pelaksanaan atau kepuasan pelanggan seluruh faktor atau atribut dan Y adalah
rata-rata dari skor rata-rata tingkat kepentingan atau harapan seluruh faktor
yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Diagram kartesius terbagi menjadi empat
kuadran.
Langkah pertama untuk analisis
kuadran dalam diagram kartesius adalah menghitung rata-rata penilaian
kepentingan/harapan dan kinerja untuk setiap atribut/pernyataan dengan rumus :
Dimana:
Langkah selanjutnya adalah
menghitung rata-rata tingkat kepentingan/harapan dan kinerja untuk keseluruhan
atribut/pernyataan dengan rumus :
Dimana :
Nilai
ini memotong tegak lurus pada sumbu horisontal,
yakni sumbu yang mencerminkan atribut/pernyataan kinerja (X) sedangkan nilai
memotong tegak lurus pada syumbu vertikal, yakni sumbu
yang mencerminkan atribut/pernyataan kepentingan/harapan, setelah diperoleh
bobot kinerja dan kepentingan atribut/pernyataan serta nilai rata-rata kinerja
dan kepentingan atribut/pernyataan, kemudian nilai-nilai tersebut diplotkan ke
dalam diagram kartesius seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.
Diagram ini terdiri atas empat kuadran
(Supranto, 2001):
Kuadran I (Prioritas Utama)
Kuadran ini memuat
atribut-atribut/pernyataan yang dianggap penting oleh pengunjung tetapi pada
kenyataannya atribut-atribut/ pernyataan tersebut belum sesuai dengan harapan
pelanggan. Tingkat kinerja dari atribut/pernyataan tersebut lebih rendah
daripada tingkat harapan pelanggan terhadap atribut/pernyataan tersebut.
Atribut-atribut/pernyataan yang terdapat dalam kuadran ini harus lebih
ditingkatkan lagi kinerjanya agar dapat memuaskan pelanggan.
Kuadran II (Pertahankan Prestasi)
Atribut-atribut/pernytaan ini
memiliki tingkat harapan dan kinerja yang tinggi. Hal ini menunjukan bahwa
atribut/pernyataan tersebut penting dan memiliki kinerja yang tinggi. Dan wajib
dipertahankan untuk waktu selanjutnya karena dianggap sangat penting/diharapkan
dan hasilnya sangat memuaskan.
Kuadran III (Prioritas Rendah)
Atribut/pernyataan yang terdapat
dalam kuadran ini dianggap kurang penting oleh pelanggan dan pada kenyataannya
kinerjanya tidak terlalu istimewa/biasa saja. Maksudnya
atribut-atribut/pernyataan yang terdapat dalam kuadran ini memiliki
tingkat kepentingan/harapan yang rendah dan kinerjanya juga dinilai
kurang baik oleh pelanggan. Perbaikan terhadap atribut/pernyataan yang
masuk dalam kuadran ini perlu dipertimbangkan kembali dengan melihat
atribut/pernyataan yang mempunyai pengaruh terhadap manfaat yang dirasakan oleh
pelanggan itu besar atau kecil dan juga untuk mencegah atribut/pernyataan
tersebut bergeser ke kuadran I.
Kuadran IV (Berlebihan)
Kuadran ini
atribut-atribut/pernyataan ini memiliki tingkat harapan rendah menurut
pelanggan akan tetapi memiliki kinerja yang baik, sehingga dianggap berlebihan
oleh pelanggan. Hal ini menunjukan bahwa atribut/pernyataan yang mempengaruhi
kepuasan pelanggan dinilai berlebihan dalam pelaksanaannya, hal ini dikarenakan
pelanggan menganggap tidak terlalu penting/kurang diharapkan terhadap adanya
atribut/pernyataan tersebut, akan tetapi pelaksanaanya dilakukan dengan baik
sekali.
2.5 Conjoin
a.
Pengertian
Analisa Conjoint adalah suatu teknik analisa yang digunakan untuk
menentukan tingkat kepentingan yang relatif berdasarkan presepsi pelanggan yang
dibawa oleh suatu produk tertentu dan nilai kegunaan yang muncul dari atribut-atribut
produk terkait.
Filosofi dari teknik analisa ini ialah setiap stimulus apa
saja yang bisa berupa produk, merek atau barang yang dijual dipasar akan
dievaluasi oleh konsumen sebagai suatu kumpulan atribut-atribut tertentu. Oleh
karena itu, teknik ini sangat bermanfaat dalam pemasaran untuk mengetahui
preferensi konsumen terhadap suatu produk yang diluncurkan di pasar.
b.
Kegunaan
Dalam pemasaran teknik analisa
conjoint biasanya digunakan untuk hal-hal sebagai berikut :
1.
Menentukan tingkat kepentingan
relatif atribut-atribut pada proses pemilihan yang dilakukan oleh konsumen.
2.
Membuat estimasi pangsa pasar suatu
produk tertentu yang berbeda tingkat atributnya.
3.
Untuk menentukan komposisi produk
yang paling disukai oleh konsumen.
4.
Untuk membuat segmentasi pasar yang
didasarkan pada kemiripan preferensi terhadap tingkat-tingkat atribut.
c.
Tahapan-tahapan Menggunakan Analisa
Conjoint
Untuk menggunakan teknik
analisa conjoint diperlukan tahapan-tahapan sebagai berikut :
·
Merumuskan Masalah
·
Mengkonstruksi Stimulus
·
Menentukan Bentuk Data Input
·
Membuat Prosedur Analisa Conjoint
·
Menafsir Hasilnya
·
Menguji Reliabilitas dan Validitas
2.6 GE Matrix
a.
pengertian
Analisis multi factoral GE adalah
teknik yang digunakan dalam pemasaran merek dan manajemen produk untuk
membantu perusahaan memutuskan apa produk (s) untuk menambah
produk portofolio dan yang
peluang di pasar mereka harus terus berinvestasi dalam. Hal ini secara
konseptual mirip dengan analisis BCG , tapi agak
lebih rumit. Seperti di Analisis BCG, portofolio
dua dimensi matriks dibuat. Namun, dengan model GE dimensi adalah multi factoral. Salah satu dimensi terdiri sembilan langkah daya
tarik industri; yang lain terdiri dua belas
langkah-langkah kekuatan bisnis internal. GE
matriks membantu sebuah unit bisnis strategis
mengevaluasi kekuatan keseluruhan. Setiap produk , merek , layanan , atau produk
potensial dipetakan dalam ruang kekuatan tarik industri / bisnis ini. GE multi-factoral pertama kali dikembangkan oleh McKinsey untuk General Electric pada
1970-an.
GE
Matrix adalah cara pemetaan sejumlah faktor yang berbeda untuk membantu dalam
memahami pasar. Hal ini sangat berguna untuk
merangkap memeriksa beberapa pasar atau portofolio produk.
Hal ini
juga dikenal dengan nama lain seperti GE multi faktor Portofolio Matrix atau
Matrix Kebijakan Directional. Ini dikembangkan untuk GE pada 1970-an oleh
McKinsey sebagai perbaikan pada Matrix Boston dan sekarang salah satu matriks
analisis pasar klasik diajarkan di sekolah-sekolah bisnis di seluruh dunia.
Sebuah
matriks yang khas ditunjukkan di bawah ini:
Jelas,
posisi terbaik adalah untuk memiliki kekuatan bisnis yang tinggi, pasar yang
sangat menarik dan pangsa pasar yang signifikan. Namun bisnis tidak selalu seperti ini dan grafik dapat
membantu dengan berbagai keputusan, seperti menopang kekuatan di pasar yang
menarik atau keluar dari pasar kecil tidak menarik di mana hanya bagian
terbatas diadakan
b.
Tujuan GE Matrix
Model
ini bertujuan untuk mengevaluasi portofolio yang ada unit bisnis strategis dan
untuk mengembangkan strategi untuk mencapai pertumbuhan dengan penambahan
produk baru dan bisnis untuk portofolio ini dan selanjutnya, untuk menganalisis
yang unit bisnis untuk berinvestasi dan mana yang menjual
c. Pembangunan Matrix GE
GE
matriks dibangun dalam kotak 3x3 dengan Pasar
Daya Tarik diplot pada sumbu Y dan Kekuatan Bisnis pada sumbu X, baik yang diukur pada tinggi,
sedang, atau skor rendah. Lima langkah harus dipertimbangkan
untuk merumuskan matriks;
- Berbagai produk yang dihasilkan oleh SBU harus terdaftar
- Faktor-faktor yang membuat tertentu pasar yang menarik harus diidentifikasi
- Mengevaluasi mana SBU berdiri di pasar ini
- Proses melalui perhitungan tentang kekuatan bisnis dan daya tarik pasar dapat dibuat
- Menentukan kategori suatu SBU terletak pada; tinggi, sedang, atau rendah
d. Perbandingan dengan matriks BCG
Bila
dibandingkan dengan matriks BCG yang terdiri dari empat sel, matriks GE lebih
kompleks dengan sembilan sel. Ini berarti tidak hanya membutuhkan waktu lebih
lama untuk membangun, tetapi juga untuk melaksanakan. BCG matriks jauh lebih sederhana dan faktor-faktor yang
diperlukan untuk membangun itu diakses lebih mudah dan quickly.It
memperhitungkan berbagai faktor ketika menentukan daya tarik pasar dan kekuatan
bisnis, yang digantikan oleh pangsa pasar dan pertumbuhan pasar di BCG matriks.
Juga, di mana faktor diklasifikasikan dalam matriks GE
sebagai tinggi, sedang dan rendah, mereka dalam matriks BCG dibagi antara tinggi
dan rendah. Selain itu, matriks GE mengatasi
banyak keterbatasan dan kendala dari matriks BCG.
2.7 IFAS dan EVAS
a.
Pengertian
Alat yang digunakan dalam menyusun faktor-faktor
strategis perusahaan adalah matriks SWOT. Matriks ini menggambarkan secara jelas
bagaimana peluang dan ancaman internal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan
kekuatan dan kelemahan internal yang dimiliki. Matrik ini dapat menghasilkan
empat set kemungkinan alternatif strategis.
Tabel Matrik IFAS dan EFAS
IFAS
EFAS
|
STRENGTH(S)
Tentukan
faktor kekuatan internal
|
WEAKNESSES(W)
Tentukan
faktor kelemahan internal
|
OPPORTUNITIES (O)
Tentukan
peluang eksternal
|
STRATEGI SO
Ciptakan
strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
|
STRATEGI WO
Ciptakan
strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memannfaatkan peluang
|
THREATS (T)
Tentukan
ancaman
eksternal
|
STRATEGI ST
Ciptakan
strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
|
STRATEGI WT
Ciptakan
strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
|
Berdasarkan Matriks SWOT diatas maka didapatkan 4 langkah strategi yaitu
sebagai berikut :
1. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan,
yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan
peluang sebesar-besarnya. Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan
untuk memanfaatkan peluang eksternal.
2. Strategi ST
Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki
perusahaan untuk mengatasi ancaman. Strategi ST menggunakan kekuatan internal
perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.
3. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang
yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi WO bertujuan
untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal.
4. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat
defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan serta menghindari ancaman.
Strategi WT bertujuan untuk mengurangi kelemahan internal dengan menghindari
ancaman eksternal.
Matrik SWOT merupakan alat pencocokan yang penting untuk
membantu para manajer mengembangkan empat tipe strategi: Strategi SO (Strengths-Opportunities),
Strategi WO (Weaknesses-Opportunities), Strategi ST (Strengths-Threats),
dan Strategi WT (Weaknesses-Threats).
Terdapat 8 langkah dalam menyusun matrik SWOT, yaitu:
- Tuliskan kekuatan internal perusahaan yang menentukan.
- Tuliskan kelemahan internal perusahaan yang menentukan.
- Tuliskan peluang eksternal perusahaan yang menentukan.
- Tuliskan ancaman eksternal perusahaan yang menentukan.
- Mencocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat resultan strategi SO dalam sel yang tepat.
- Mencocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat resultan strategi WO dalam sel yang tepat.
- Mencocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan strategi ST dalam sel yang tepat.
- Mencocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan strategi WT dalam sel yang tepat.
Analisis Faktor Strategis Eksternal
Analisis faktor strategis eksternal difokuskan pada
kondisi yang ada dan kecenderungan yang muncul dari luar, tetapi dapat memberi
pengaruh kinerja organisasi. Setelah mengetahui faktor-faktor strategi
eksternal, selanjutnya susun tabel faktor-faktor Strategis Eksternal (External
Strategic Factors Analysis Summary/EFAS), dengan langkah sebagai
berikut :
- Menyusun faktor peluang dan ancaman pada kolom 1.
- Memberikan bobot masing-masing faktor pada kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Bobot dari semua faktor strategis yang berupa peluang dan ancaman ini harus berjumlah 1.
- Menghitung rating dalam (dalam kolom 3) untuk masing-msing faktor dengan memberi skala mulai dari 4 (sangat baik/outstanding) sampai dengan 1 (sangat tidak baik/poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut pada kondisi organisasi. Pemberian nilai rating untuk peluang bersifat positif, artinya peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil diberi nilai +1. Sementara untuk rating ancaman bersifat sebaliknya, yaitu jika nilai ancamannya besar, maka ratingnya -4 dan jika nilai ancamannya kecil, maka nilainya -1.
- Mengalikan bobot faktor pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3. Hasilnya adalah skor pembobotan untuk masing-masing faktor.
- Menghitung jumlah skor pembobotan. Nilai ini adalah untuk memetakan posisi organisasi pada diagram analisa SWOT.
Analisis Faktor Strategis Internal
Analisis faktor strategis internal adalah analisis yang menilai
prestasi/kinerja yang merupakan faktor kekuatan dan kelemahan yang ada untuk
mencapai tujuan organisasi. Seperti halnya pada Analisis Faktor Strategis
Eksternal, maka dengan cara yang sama menyusun tabel Faktor-faktor Strategis
Internal (Internal Strategic Factors Analysis Summary/IFAS).
·
EFAS
Terdapat berbagai cara untuk mengidentifikasi EFAS. Pada
artikel kali ini, saya menggunakan sebuah perangkat analisis EFAS yang lazim
digunakan perusahaan bernama PESTEL/PESTLE. PESTEL merupakan perangkat analisis
dengan ruang lingkup Political, Economic, Social, Technological,
Enviromental, dan Legal. Berbagai kebijakan, baik dari
pemerintah, asosiasi industri, market leader, masyarakat, atau
pihak lain yang terkait dengan keberjalanan perusahaan diuraikan dan
diformulasikan ke dalam hasil analisis PESTEL. Gambar di bawah merupakan contoh
penerapan dari analisis PESTEL.
Hasil keluaran dari analisis EFAS dapat digunakan sebagai
faktor eksternal yang mempengaruhi bisnis. Dalam analisis SWOT, EFAS yang
berdampak positif terhadap bisnis dapat digolongkan sebagai opportunities dan
EFAS yang berdampak negatif dapat digolongkan sebagai threats.
·
IFAS
Identifikasi IFAS dilakukan dengan melihat kondisi internal
perusahaan. Identifikasi IFAS dapat dilakukan dengan melakukan analisis
terhadap organisasi dengan perangkat bernama Organizational Capability Profile
(OCP). Terdapat lima variabel yang dianalisis pada OCP yaitu:
- Financial Capability Profile
- Marketing Capability Profile
- Operations Capability Factors
- Personnel Capability Factors
- General Management Capability
b.
Penggunaan
EFAS dan IFAS
Perumusan EFAS dan IFAS berperan penting dalam penentuan
komponen-komponen yang menyusun analisis SWOT. EFAS akan menyusun komponen opportunities
dan threats, kemudian IFAS akan menyusun komponen sthrengts
dan weaknesses. Analisis SWOT yang telah lengkap akan membantu perumusan
strategi yang tepat bagi perusahaan.
Kenapa harus EFAS dan IFAS? Terdapat miskonsepsi terhadap
penerapan analisis SWOT di organisasi. Banyak yang menganggap bahwa analisis
SWOT merupakan analisis untuk memetakan kemampuan organisasi berdasarkan
kelebihan, kekurangan, peluang, dan ancaman yang dihadapi organisasi.
Pengertian ini tidak sepenuhnya salah. Analisis SWOT merupakan analisis yang
diterapkan pertama kali oleh Albert Humphrey (menurut wikipedia).
Analisis ini dikembangkan agar organisasi dapat mengembangkan langkah yang
tepat untuk menuju tujuan.
Analisis SWOT yang dangkal dan tidak tepat akan
menjerumuskan organisasi ke dalam penerapan langkah yang dangkal dan tidak
tepat pula. Jika berhasil pun berarti terdapat kondisi eksternal atau internal
yang secara acak mendorong organisasi kepada keberhasilan. Kejadian tersebut
kecil kemungkinan terjadi berulang kali. Oleh karena itu dibutuhkan analisis SWOT
yang tepat dan akurat. Perangkat analisis EFAS dan IFAS dapat mendorong
organisasi untuk menganalisis faktor eksternal dan internal organisasi dengan
lebih dalam dan akurat.
Selain itu, terdapat beberapa keraguan yang muncul
disebabkan pemahaman yang dangkal terhadap analisis SWOT. Terdapat dua model
pemahaman terhadap faktor opportunities dan threats yang kebanyakan berkembang
di organisasi yaitu:
- Faktor tersebut merupakan faktor yang tidak diupayakan organisasi.
- Faktor tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi organisasi di masa depan.
Berdasarkan pemahaman pada analisis PESTEL, kedua pemahaman
tersebut dapat dinyatakan salah karena PESTEL sama sekali tidak terkait dengan
kedua pemahaman tersebut. Menganalisis faktor eksternal perusahaan menggunakan
PESTEL akan memudahkan untuk mengkategorisasi berbagai faktor yang digolongkan
sebagai faktor eksternal.
2.8 PLC
a.
Pengertian
Secara mendasar PLC adalah suatu peralatan kontrol
yang dapat diprogram untuk mengontrol proses atau operasi mesin. Kontrol
program dari PLC adalah menganalisa sinyal input kemudian mengatur keadaan
output sesuai dengan keinginan pemakai. Keadaan input PLC digunakan dan
disimpan didalam memory dimana PLC melakukan instruksi logika yang di program
pada keadaan inputnya.
Peralatan input dapat berupa sensor photo elektrik,
push button pada panel kontrol, limit switch atau peralatan lainnya dimana
dapat menghasilkan suatu sinyal yang dapat masuk ke dalam PLC. Peralatan output
dapat berupa switch yang menyalakan lampu indikator, relay yang menggerakkan
motor atau peralatan lain yang dapat digerakkan oleh sinyal
output dari PLC. Selain itu PLC juga menggunakan memory yang dapat diprogram
untuk menyimpan instruksi – instruksi yang melaksanakan fungsi – fungsi khusus
seperti : logika pewaktuan, sekuensial dan aritmetika yang dapat mengendalikan
suatu mesin atau proses melalui modul – modul I/O baik analog maupun digital.
b.
Tahapan PLC
Menurut Basu
Swastha (1984:127-132), daur hidup produk itu di bagi menjadi empat tahap,
yaitu:
1. Tahap
perkenalan (introduction).
Pada tahap
ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun volume
penjualannya belum tinggi. Barang yang di jual umumnya barang baru (betul-betul
baru) Karena masih berada pada tahap permulaan, biasanya ongkos yang dikeluarkan
tinggi terutama biaya periklanan. Promosi yang dilakukan memang harus agfesif
dan menitikberatkan pada merek penjual. Di samping itu distribusi barang
tersebut masih terbatas dan laba yang diperoleh masih rendah
2. Tahap pertumbuhan (growth).
Dalam tahap
pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan cepat. Karena
permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal barang
bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak seagresif
tahap sebelumnya. Di sini pesaing sudah mulai memasuki pasar sehingga
persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat dilakukan untuk memperluas
dan meningkatkan distribusinya adalah dengan menurunkan harga jualnya.
3. Tahap kedewasaan (maturity)
3. Tahap kedewasaan (maturity)
Pada tahap
kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan masih meningkat dan pada
tahap berikutnya tetap. Dalam tahap ini, laba produsen maupun laba pengecer
mulai turun. Persaingan harga menjadi sangat tajam sehingga perusahaan perlu
memperkenalkan produknya dengan model yang baru. Pada tahap kedewasaan ini,
usaha periklanan biasanya mulai ditingkatkan lagi untuk menghadapi persaingan.
4. Tahap kemunduran (decline)
4. Tahap kemunduran (decline)
Hampir semua
jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami kekunoan atau
keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru. Dalam tahap ini, barang
baru harus sudah dipasarkan untuk menggantikan barang lama yang sudah kuno.
Meskipun jumlah pesaing sudah berkurang tetapi pengawasan biaya menjadi sangat
penting karena permintaan sudah jauh menurun.Apabila barang yang lama tidak
segera ditinggalkan tanpa mengganti dengan barang baru, maka perusahaan hanya
dapat beroperasi pada pasar tertentu yang sangat terbatas' Altematif-alternatif
yang dapat dilakukan oleh manajemen pada saat penjualan menurun antara lain:
·
Memperbarui
barang (dalam arti fungsinya).
·
Meninjau
kembali dan memperbaiki progrcm pemasaran serta program produksiny a agar lebih
efisien.
·
Menghilangkan
ukuran, warna, dan model yang kurang baik.
·
Menghilangkan
sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada barang yang sudah ada.
·
Meninggalkan
sama sekali barang tersebut.
Karakteristik Tahap-Tahap Dalam Siklus Hidup Produk
Pada tiap tahap tersebut terdapat peluang dan masalah yang
berbeda-beda dalam kaitannya dengan strategi pemasaran dan potensi laba. Dengan
mengenali tahap di mana suatu produk sedang berada, atau yang akan dituju,
pihak manajemen dapat merumuskan rencana dan strategi pemasaran yang tepat.
Selain karakteristik di atas, PLC juga memiliki beberapa karakteristik sebagai
berikut :
- Tidak setiap produk melalui semua tahapan. Beberapa produk bahkan ada yang tidak pernah melewati tahap perkenalan. Umumnya produk yang gagal memasuki semua tahapan ini adalah produk-produk yang berkaitan dengan teknologi dan mode (fad).
- Panjang suatu tahap PLC untuk tiap produk sangat bervariasi. Product category memiliki PLC yang paling lama, product form cenderung mengikuti pola PLC standar (bentuk S), sedangkan merek memiliki PLC yang paling pendek. Kenyataan membuktikan tidak semua produk memiliki PLC yang berbentuk S, seperti yang disajikan di kebanyakan buku teks. Sementara itu, style life cycle mempunyai daur hidup yang panjang, sedangkan fad life cycle hanya berlangsung singkat.
- PLC dapat diperpanjang dengan inovasi dan repositioning. Banyak contoh perusahaan-perusahaan yang berhasil memperpanjang PLC produknya sehingga penjualannya tidak menurun tetapi malahan terus meningkat.
Untuk contoh Indonesia, misalnya Rinso yang berhasil
memperpanjang PLC-nya dengan memperkenalkan Rinso Baru, Rinso Ultra, Rinso
Formula Plus, serta Rinso Warna. Demikian pula halnya dengan Pepsodent yang
memperkenalkan Pepsodent yang khusus memelihara kesehatan gusi.
BAB III
KESIMPULAN AN SARAN
3.1 KESIMPULAN
Analisa bermanfaat untuk mengungkap atribut-atribut
yang dibawa oleh suatu produk tertentu yang ditawarkan di pasar yang dilakukan
oleh konsumen. Untuk menentukan strategi pemasaran, analisa ini harus
tepat dan baik. Bahkan pada tataran yang lebih tinggi dipakai untuk segmentasi pasar berdasarkan
preferensi konsumen terhadap atribut produk yang dipilihnya.
Macam-macam
alat analisis seperti Swot, BCG phortofolio matrix, analisis ssegmentasi,
Catesius, Conjoint, GE matrix, Ifas dan Efas, dan PLC , yang semuanya
memiliki peran penting dalam
pengembangan produk dan perusahaan.
Setiap alat
analisis juga mempunyai kegunaan tersendiri serta memiliki kelebihan dan
kekurangan. Pemilihan alat analisis yang tepat akan membuat perusahaan semakin
maju.
3.2 Saran
Untuk menentukan alat analisis yang tepat perlulah dilakukan
study dan riset langsung ke lapangan sehingga mengetahui bagaimana dan alat apa
yang harus dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
·
Muhammad Firdaus. 2008,manajemen agribisnis.
PT Bumi Aksara Jakarta
·
http://d-dan-20.blogspot.com/2010/12/rencana-rencana-pemasaran.html
·
http://www.wayankatel.com/2012/09/contoh-membuat-makalah-manajemen-pemasaran-yang-baikbenar.html